buruan daftar, banyak teman banyak duit...

Kamis, 14 Januari 2010

observasi keefektivan morfin terhadap munculnya gejala post traumatic syndrome disorder

lagi-lagi seputar perang iraq...banyak residensi di sana dari pihak tentara...dan hebatnya tidak cuma pria yang diutus kesana....wanita juga ada meski sedikit.

kononnya dilakukan observasional pada para prajurit yang dikirim disana.Disana sudsah menjadi resiko terkena trauma' tapi tentunya bukan trauma benda tumpul'haha. Dikhawatirkan mereka akan terkena disorder sindrom pot traumatik karena akibat perang yang terjadi disana. Sebenarnya berdasarkan data statistik yang diperoleh banyak prajurit yang menjadapatrkan trauma yang sifatnya fisik dan bakhan ada yang diamputasi ada pula yang terkena tembakan.

Dari sini peneloti erusaha melihat pengaruh morfin yang biasa diberikan pada korban luka-luka disana karena efek morfin yang analgesikl tentunya. Disini morfin yang menjadi hipotesis adalah opiate, beta adrenergik antagonis, dan anxiolitik.

Karena studi ini sifatnyua observasional jadi hanya melihat berdasarkan gejala yang muncul pada para penderita. sTUDI INI dilakukan pada periode 3 tahun dari 2004 sampai 2006.

Yang menjadi objek studi tentunya para residen militer yang dikirim disana, yang mengalami trauma dan mendapatkan morfin sebagai obat analgesik. Dan dari situlah dilihat berapa yang mengalami disorder seperti yang kita bahas disini. Dan ternyata yang mengalami disorder tersebut lebih banyak sekitar 55 % % dibandingkan dengan yang tidak mengalaminya sekitar 75 %.Sebuah angka yang baik. Artinya pemberian morfin bisa menurunkan resiko terkenanya post traumatik sindrome disorder bukan meskipun tidak mencegah secara 100%. Tapi, berdasarkan literatur bahwa akanlebi h efektif lagi jika pemberiannya dilakukan pas setelah kejadian, bukannya menunda2 lagi. Jadi selamat buat morfin, karena kefektivannya. Hidup morfin!

Tidak ada komentar: